Friday 5 October 2012

Merciless Sea

The black water churns around swallowing everything in sight and having little mercy.
I am lost in the midst of sucking waves in what i perceive as the sea.
Can neither swim nor fly, i am nearly sinking.
Nobody came, nobody's voices i can hear, nobody's around floating.
This is a dream. This is nearly not a dream. This feels like real.
Panic came and took my hand while i reach for the safety of nothing.
Is it the time to give up my life?
Not to such lowly situation, no? Without even a fight?
I have the will to fight, but not the path-illuminating light so that in itself makes nothing right.
Hope cried its last tears as it clung tightly to the deepest root in my soul and i myself cried what felt like my last tears in seeking the faith that had been snatched away by the merciless sea.
 

Bright is the dark future and dark is me.
How i wish to kill the unforgiving sea to stop it from imposing such helplessness! 
But here i am. Tossed about listlessly, silently, angrily.
Yes, it's raining and the storm is coming.
The perfect nightmare, without sharks, with killer whales from Moby Dick.
What will i find under the sea not with my bare hands but with my bare skeleton?
Many things, but of course, i would be just another ghostly victim wandering around, despairing and torn.
Cursed  to not being able to see another like me, doomed to haunt forever alone.

 
Merciless sea, you continues to swallow another soul and another, and another in greed.
Never to be satisfied. But you will be beaten.
When you fail, the last laughter will be mine and by the likes of me the victory ground will be walked upon.
Though you take me now, the fire of revenge burns eternal.
Merciless sea, i will haunt in comfort, knowing that you will never rest easy.
We might be each other's shadow, but you'll be a hundred steps behind me.
I'm your creator, after all. 


*****************************************

Air yang hitam bergelora menelan  segala tanpa belas kasihan.
Laut menebarkan ombaknya membuat aku hilang arah dan kelemasan.
Aku semakin tenggelam... tiada dayaku untuk berenang, apatah lagi terbang.
Tidak seorang pun datang, tidak satu suara pun yang ku dengar, juga tidak ada walau satu tubuh pun yang dihanyut ombak di sini
Ini adalah satu mimpi! Ini hampir-hampir bukan satu mimpi. Tapi aku merasakan seolah ini semua adalah satu realiti. 
Cemas datang menyambutku tatkala aku teraba-raba dalam kegelapan, menjangkaukan tanganku mencari keselamatan.
Sudah tibakah masanya untuk aku menyerah kalah pada kematian?
Tidak semudah itu kan, tidak tanpa berjuang kan?
Hanya semangat yang menyala masih tidak mampu menerangi jalan dan menunjuk arah
Sumbu harapan menitiskan air mata terakhirnya saat ia cuba bertahan dalam kalbu dan aku juga menitiskan apa yang ku kira mungkin air mata terakhirku dalam pencarian untuk kekuatan
Kekuatan untuk terus percaya
Kekuatan yang telah dirampas dari aku oleh lautan ini yang tidak memiliki walau setitik belas pun

Maka malaplah cahaya dalam diriku, dan bersinarlah pula masa depan yang kelam itu
Membuat aku begitu ingin membunuh lautan celaka yang begitu berkuasa saat ini
Tapi aku terus dilambung ombak, tidak mampu bersuara melaungkan kemarahan dalam hati
Hujan menerpa mendahului ribut, membina mimpi ngeri yang sempurna untukku
Apakah yang akan tulang temulang ku temui bila tubuhku mereput di lantai lautan ini nanti?
Mungkin, macam-macam.
Tapi aku cuma akan jadi satu jiwa kosong yang merayau dalam keputusasaan
Dibelenggu sumpahan yang tidak memungkinkan aku menemui jiwa lain sepertiku lagi, dan menghantui kuburan gelap ini keseorangan.

Wahai lautan yang kejam! Dengan ketamakan mu kau telan satu demi satu jiwa yang kasihan.
Memang engkau tidak pernah puas.
Tapi akan datang satu hari di mana kekalahan mu datang menuntut haknya.
Bila kau tersembam nanti, kemenangan itulah yang akan jadi milik aku dan jiwa-jiwa seperti aku.
Di bumi ini kami akan kembali bebas!
Aku terpenjara dalam perutmu sekarang, namun api dendam tidak akan pernah berhenti membakar
Aku selesa menunggu saat itu di sini, kerana aku tahu engkau laut yang takkan mampu tenang
Kita adalah bayang-bayang masing-masing, tapi kau akan sentiasa berada seratus langkah di belakangku
Kerana kau ada hanya dengan adanya aku.
 
  

No comments:

Post a Comment

Hi...any thoughts to share? Kamon and komen...dont shy-shy. You shy i not shy.